GUDANGTERKINI.COM – Seorang pelajar di Musi Rawas, Sumatera Selatan, berinisial GD, ditemukan meninggal dunia akibat bunuh diri.
Dilansir dari detikSumbagsel, Remaja 13 tahun ini diduga depresi setelah dipaksa masuk pesantren oleh orang tuanya. Sebelum peristiwa tragis tersebut, GD menulis surat wasiat yang mengungkapkan perasaan tertekannya.
Depresi Remaja Karena Dipaksa Masuk Pesantren
Kasus tragis ini terjadi di Pasar Megang Sakti, Kabupaten Musi Rawas, pada Kamis (3/10) dini hari. Jenazah GD ditemukan tergantung dengan menggunakan tali nilon berwarna biru. Kejadian ini mengejutkan dua saksi yang sedang mengantar barang ke pasar.
Mereka melihat bayangan tubuh yang tergantung di dalam lapak pasar, dan langsung melapor ke pemilik lapak serta pihak kepolisian.
Kasi Humas Polres Musi Rawas, AKP Herdiansyah, menjelaskan bahwa korban ditemukan tergantung dengan tali yang diikatkan ke tiang penahan atap lapak pasar.
Polisi segera mengevakuasi jasad korban dan menemukan surat wasiat dalam kantong plastik di lokasi.
Isi Wasiat Pelajar Musi Rawas Sebelum Bunuh Diri
Surat wasiat yang ditinggalkan GD untuk ibunya menggambarkan betapa tertekannya sang pelajar karena dipaksa masuk pesantren. Dalam surat itu, GD meminta maaf kepada ibunya dan berharap keluarganya mengikhlaskan kepergiannya.
“GD melakuin ini terpaksa, GD gak kuat dengan cobaan ini yang ibu kasih sama GD, maafin GD,” tulis GD dalam surat tersebut. Polisi menduga GD mengalami depresi setelah dua kali kabur dari pesantren tempatnya belajar.

Penderitaan Berujung Tragis
Herdiansyah menambahkan bahwa GD sempat kabur dari pesantren pada 22 September lalu, namun dikembalikan oleh orang tuanya ke pesantren. Pada malam sebelum kejadian, ibu GD kembali menghubungi pesantren untuk menanyakan keberadaan anaknya.
Namun, saat itu, korban sudah tidak berada di sana. Beberapa jam kemudian, GD ditemukan dalam kondisi tak bernyawa di pasar.
Pihak keluarga segera membawa jenazah GD ke Puskesmas Megang Sakti dan kemudian memakamkannya di Desa Muara Megang, Kecamatan Megang Sakti.
BACA JUGA : Ibu Rumah Tangga di Lubuklinggau Ditipu Oknum Polisi, Merugi Hingga Rp 750 Juta
Penanganan Depresi Remaja yang Perlu Diperhatikan
Kasus ini menjadi pengingat akan pentingnya memperhatikan kesehatan mental remaja. Memaksa anak melakukan sesuatu yang bertentangan dengan keinginannya, seperti dipaksa masuk pesantren, bisa menimbulkan tekanan psikologis yang serius.
Bagi para orang tua dan masyarakat, penting untuk mengenali tanda-tanda depresi pada remaja agar tragedi serupa dapat dicegah.