• ABOUT US
  • REDAKSI
  • IKLAN
  • KIRIM KARYA TULIS
  • PRIVACY POLICY
Kamis, Juli 3, 2025
Gudang Terkini
No Result
View All Result
E-MAIL
  • BERANDA
  • ADVERTORIAL
  • NASIONAL
    • POLITIK
  • EKBIS
  • PERISTIWA
  • LAINNYA
    • DAERAH
    • OLAHRAGA
    • PENDIDIKAN
    • OPINI
      • KIRIM KARYA TULIS
    • PODCAST
    • TEKNO
    • LIFESTYLE
    • ARTIS DAN VIRAL
    • INTERNASIONAL
    • KESEHATAN
SUBCRIBE
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • ADVERTORIAL
  • NASIONAL
    • POLITIK
  • EKBIS
  • PERISTIWA
  • LAINNYA
    • DAERAH
    • OLAHRAGA
    • PENDIDIKAN
    • OPINI
      • KIRIM KARYA TULIS
    • PODCAST
    • TEKNO
    • LIFESTYLE
    • ARTIS DAN VIRAL
    • INTERNASIONAL
    • KESEHATAN
SUBCRIBE
No Result
View All Result
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • ADVERTORIAL
  • NASIONAL
  • PERISTIWA
  • EKONOMI
  • OLAHRAGA
  • DAERAH
  • PODCAST
  • INTERNASIONAL
  • PENDIDIKAN
  • POLITIK
  • LIFESTYLE
  • ARTIS DAN VIRAL
  • KIRIM KARYA TULIS
Home Kirim Karya Tulis

Said Didu(ga)

Gudang Terkini by Gudang Terkini
November 19, 2024
in Kirim Karya Tulis
Reading Time: 2 mins read
SAID DIDU(GA)

SAID DIDU(GA), sumber gambar: catatan cak at

FacebookWhatsappShare

Catatan Cak AT

Ada ironi besar di tengah gegap gempita pembangunan mega proyek nasional: di balik megahnya proyek-proyek ini, rakyat kecil terus menjerit meminta keadilan. Salah satu episodenya yang terkini adalah perjuangan warga Teluknaga di Tangerang, Banten.

Ribuan warga melawan “raja-raja modern” yang berlindung di balik Proyek Strategis Nasional Pantai Indah Kapuk 2 (PIK 2). Dan seperti kisah di banyak sejarah perjuangan mencari keadilan, seorang tokoh selalu berdiri di barisan depan. Kali ini Muhammad Said Didu, yang tampil memimpin perlawanan dengan senjata modern berupa media sosial.

Teluknaga, sebuah kawasan yang dikenal dengan pesawahan dan tambaknya, kini menjadi “zona emas” karena posisi geografisnya di pantai terbuka yang bersambung ke wilayah mahal Jakarta. Namun, emas ini berkilauan bukan untuk rakyatnya, melainkan untuk segelintir korporasi besar yang haus akan lahan strategis.

Sementara itu, rakyat Teluknaga mendapati diri mereka tidak hanya kehilangan tanah leluhur, tetapi juga harga diri mereka. Bayangkan, pemerintah yang seolah menjadi centeng korporasi menawarkan kompensasi tak masuk akal: Rp50.000 per meter persegi untuk tanah mereka. Harga ini bahkan kalah dari secangkir kopi premium.

“Ini bukan penggusuran; ini perampokan atas nama hukum,” kata Said Didu dalam salah satu forum publiknya. Kritik pedas ini bukan tanpa dasar. Investigasi berbulan-bulan yang ia lakukan menunjukkan banyak kejanggalan dalam pembebasan lahan, mulai dari intimidasi hingga kurangnya transparansi.

Pada Senin (19/11), Said Didu dipanggil oleh pihak kepolisian untuk menjalani pemeriksaan terkait laporan Ketua Apdesi Kabupaten Tangerang. Said diduga memprovokasi massa. Namun, bukannya surut, dukungan kepada Said Didu malah membanjir. Tagar #BelaSaidDidu menggema di media sosial, didukung oleh tokoh-tokoh seperti Mahfud MD, Din Syamsuddin, hingga aktivis HAM Natalius Pigai.

Mahfud bahkan secara terbuka menyebut tindakan Said Didu sebagai bentuk perjuangan hak konstitusional rakyat. “Menyuarakan ketidakadilan adalah hak, bukan kejahatan,” tegas Mahfud, mengutip pidato Presiden Prabowo yang menekankan pentingnya kebebasan berpendapat.

Di Teluknaga, protes warga dilancarkan tak ubahnya bentuk modern dari “perang gerilya.” Mereka menghadapi truk-truk tambang yang melintasi jalan desa tanpa peduli pada keselamatan penduduk dan lingkungan. Protes demi protes sering kali dijawab dengan pengerahan aparat lengkap dengan senjata pengurai massa.

Said Didu mengingatkan kita semua bahwa perjuangan melawan ketidakadilan tidak mengenal batas waktu. Jika Diponegoro melawan kolonialisme dengan perjuangan fisik di abad ke-19, Said Didu dan rakyat Teluknaga melawan bentuk baru kolonialisme di abad ke-21 dengan bersenjata data, fakta, dan suara.

Jadi, kita berada di pihak mana? Di pihak para penjajah modern berbaju oligarki, atau di barisan rakyat kecil yang menuntut keadilan? Belum terlambat bagi kita untuk menentukan sikap. Sejarah, seperti biasa, akan menjadi hakim yang tak kenal ampun.

Cak AT – Ahmadie Thaha
Ma’had Tadabbur al-Qur’an, 19/11/2024

Tags: Ahmadie ThahabantenCak ATcatatan cak atproyektanggerang
Previous Post

Makan Gratis Brasil

Next Post

Jews Hunt

Gudang Terkini

Gudang Terkini

Tentang Kami Gudang Terkini adalah situs berita yang mengedepankan kualitas dan keakuratan informasi. Kami melayani audiens yang luas dengan konten berita terkini, analisis mendalam, dan laporan eksklusif yang menarik perhatian pembaca. Dengan trafik tinggi dan audiens yang terlibat, Gudang Terkini adalah tempat ideal untuk menampilkan iklan Anda. Kontak Kami Jika Anda tertarik untuk beriklan atau memiliki pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi kami di: Gudang Terkini Email: gudangterkini@gmail.com Telepon: 0852 1521 3485 Alamat: Jalan Cekdam RT O8, Kelurahan Sukajadi, Kecamatan Lubuklinggau Barat 1, Kota Lubuklinggau, Provinsi Sumatera Selatan Indonesia 31661 Jalan Jendral Moch Hasan, Perumahan 87 Residence Blok D 9, Kelurahan Lubuk Tanjung, Kecamatan Lubuklinggau Barat 1, Kota Lubuk Linggau, Provinsi Sumatera Selatan Indonesia 31661 Kami berharap dapat bekerja sama dengan Anda dan membantu mempromosikan merek Anda melalui Gudang Terkini. Terima kasih atas perhatian Anda.

Next Post
JEWS HUNT

Jews Hunt

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Currently Playing

Podcast Terbaik Lubuklinggau Hadirkan Siswa SMA Yadika: Bukti Kreativitas Anak Muda Lokal

Siswa-siswi SMA Yadika Lubuklinggau Menjadi Narasumber di Podcast Gusur (Gudang Suara) IH Creative

Podcast Terbaik Lubuklinggau Hadirkan Siswa SMA Yadika: Bukti Kreativitas Anak Muda Lokal

Podcast
Kisah Inspiratif Widia Syaputri: Perjuangan Melawan Kehidupan Hingga Menjadi Konten Kreator Edukasi

Podcast Gusur Bersama Widia Syaputri, Tentang Perjuang Hidup dan Kesuksesan

Podcast
Prestasi Sistem Si Nanan dan Grebek Kuliner Yuk Ninik Angkat UMKM Lubuklinggau

Prestasi Sistem Si Nanan dan Grebek Kuliner, Yuk Ninik Angkat UMKM Lubuklinggau

Podcast
Tata Novela Aktivis Perempuan Dan Mahasiswi UNPARI Lubuklinggau

Tata Novela Aktivis Perempuan Dan Mahasiswi UNPARI Lubuklinggau

Podcast
Dea Fani, Mahasiswi Hukum yang Juga Aktif di Sosmed, Sorot Perhatian di Podcast Gusur

Dea Fani, Mahasiswi Hukum yang Juga Aktif di Sosmed, Sorot Perhatian di Podcast Gusur

Podcast

Berita Lainnya

DEMA UIN Al-Azhaar Lubuklinggau, lakukan audensi ke Pimpinan Kampus

Gebrakan Baru DEMA UIN Al-Azhaar Lubuklinggau, Dorong Kemajuan Kampus Lewat Audiensi Bersama Pimpinan

Juni 22, 2025
Koordinator Nasional Millenial Silampari-Jakarta, Alvin Dalimunthe, mengkritik keras absennya peran Pemerintah Kota Lubuklinggau dalam menangani krisis narkoba

Kota Lubuklinggau Darurat Narkoba, Generasi Muda Terancam: Di Mana Peran Pemerintah?

Juni 21, 2025
Ketua HIPMI Kota Lubuklinggau Rio Lingga Atmaja dan Sekjen HIPMI Kota Lubuklinggau Dony Tanjung, bersma Host Podcast GUSUR, Hijrah dan Raihan

Ketua HIPMI Lubuklinggau Rio Telago dan Sekjen Dony Tanjung Bicara Peran Pengusaha Muda Lewat Podcast GUSUR

Juni 21, 2025
Alvin Dalimunthe Koordinator Nasional Millenial Silampari Jakarta dan H Rachmat Hidayat (Yoppy Karim) Walikota Lubuklinggau

Gaya Kepemimpinan Walikota Lubuklinggau Kembali Disorot, Dinilai Jauh dari Aspirasi Masyarakat

Juni 18, 2025
  • ABOUT US
  • REDAKSI
  • PRIVACY POLICY
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • IKLAN

Copyright © 2024 Gudang Terkini - All rights reserved

No Result
View All Result
  • BERANDA
  • ADVERTORIAL
  • NASIONAL
  • PERISTIWA
  • EKONOMI
  • OLAHRAGA
  • DAERAH
  • PODCAST
  • INTERNASIONAL
  • PENDIDIKAN
  • POLITIK
  • LIFESTYLE
  • ARTIS DAN VIRAL
  • KIRIM KARYA TULIS

Copyright © 2024 Gudang Terkini - All rights reserved