• ABOUT US
  • REDAKSI
  • IKLAN
  • KIRIM KARYA TULIS
  • PRIVACY POLICY
Senin, Mei 19, 2025
Gudang Terkini
No Result
View All Result
E-MAIL
  • BERANDA
  • ADVERTORIAL
  • NASIONAL
    • POLITIK
  • EKBIS
  • PERISTIWA
  • LAINNYA
    • DAERAH
    • OLAHRAGA
    • PENDIDIKAN
    • OPINI
      • KIRIM KARYA TULIS
    • PODCAST
    • TEKNO
    • LIFESTYLE
    • ARTIS DAN VIRAL
    • INTERNASIONAL
    • KESEHATAN
SUBCRIBE
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • ADVERTORIAL
  • NASIONAL
    • POLITIK
  • EKBIS
  • PERISTIWA
  • LAINNYA
    • DAERAH
    • OLAHRAGA
    • PENDIDIKAN
    • OPINI
      • KIRIM KARYA TULIS
    • PODCAST
    • TEKNO
    • LIFESTYLE
    • ARTIS DAN VIRAL
    • INTERNASIONAL
    • KESEHATAN
SUBCRIBE
No Result
View All Result
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • ADVERTORIAL
  • NASIONAL
  • PERISTIWA
  • EKONOMI
  • OLAHRAGA
  • DAERAH
  • PODCAST
  • INTERNASIONAL
  • PENDIDIKAN
  • POLITIK
  • LIFESTYLE
  • ARTIS DAN VIRAL
  • KIRIM KARYA TULIS
Home Informasi Kesehatan

Parestesia (Kesemutan): Penyebab, Gejala, Pengobatan

Gudang Terkini by Gudang Terkini
Juli 15, 2019
in Informasi Kesehatan
Reading Time: 5 mins read
FacebookWhatsappShare

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

parestesia-kesemutan-doktersehat

DokterSehat.Com – Setiap orang pasti pernah mengalami parastesia atau biasa kita kenal dengan istilah ‘kesemutan’. Kondisi ini lazimnya terjadi di area tangan dan kaki, dan kerap disertai rasa nyeri. Parestesia atau kesemutan dilatarbelakangi oleh sejumlah faktor, dari yang sifatnya ringan hingga serius sekalipun. Lantas, apa penyebab parestesia? Apa ciri dan gejala parestesia? Bagaimana cara mengobati parestesia?

Apa Itu Parestesia?

Parestesia adalah kondisi di mana tubuh, tepatnya di area tangan dan kaki, mengalami sensasi panas, seperti tertusuk jarum, dan mati rasa atau kebas. Parestesia (kesemutan) umumnya muncul secara tiba-tiba, dengan atau tanpa disertai rasa nyeri. Parestesia ada yang sifatnya sementara (temporer), dan kronis.

Parestesia sementara (temporer) adalah kondisi kesemutan yang paling umum dialami oleh semua orang. Seperti namanya, parestesia ini hanya terjadi selama beberapa saat dan akan hilang dengan sendirinya tanpa perlu dilakukan penanganan khusus. Hal ini berbeda dengan parestesia kronis, di mana parestesia ini merupakan pertanda dari suatu penyakit sehingga diperlukan penanganan medis guna menyembuhkannya.

Penyebab Parestesia

Secara garis besar, adanya gangguan atau trauma pada jaringan saraf tubuh menjadi penyebab parestesia. Pada parestesia atau ‘kesemutan’ temporer, hal ini disebabkan oleh adanya tekanan pada saraf, atau sirkulasi darah yang terhambat. Duduk bersila atau tidur dengan kepala bertumpu pada satu tangan adalah contoh kasus yang menjadi penyebab parestesia.

Sementara itu, penyebab parestesia kronis bisa karena adanya gangguan saraf yang cukup serius dan membutuhkan penanganan medis khusus guna menngobatinya. Gangguan saraf tersebut lantas diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Neuropati

Neuropati adalah kondisi di mana terjadi kerusakan pada sistem saraf. Hal ini utamanya terjadi pada mereka yang menderita gula darah tinggi (hiperglikemia). Munculnya parestesia atau ‘kesemutan’ kronis adalah salah satu gejala dari neuropati, selain gejala-gejala lainnya seperti kelumpuhan (paralisis).

2. Radikulopati

Selain neuropati, penyebab parestesia kronis lainnya adalah radikulopati.

Radikulopati adalah kondisi di mana sistem saraf mengalami tekanan, peradangan (inflamasi), dan iritasi. Kondisi ini rentan dialami oleh mereka yang menderita:

  • Penyempitan saluran saraf tulang belakang
  • Hernia nuklous pulposus atau ‘saraf terjepit’
  • Benjolan pada saraf tulang belakang

Sementara itu, radikulopati yang terjadi pada area leher (servikal) menjadi penyebab parestesia yang menyerang area leher itu sendiri, pun lengan bagian atas. Sedangkan radikulopati yang menyerang area pinggang (lumbal) berimbas pada terjadinya kesemutan dia area paha hingga kaki. Jika kondisi ini terus berlanjut, maka yang terjadi adalah melemahnya kaki akibat penekanan yang terjadi pada saraf skiatik.

Selain 2 (dua) penyebab utama parestesia kronis di atas, faktor-faktor lainnya yang menjadi penyebab parestesia adalah:

  • Cedera saraf
  • Stroke
  • Multiple sclerosis
  • Rheumatoid arthritis
  • Carpal tunnel syndrome
  • Gangguan autoimun
  • Diabetes
  • Gangguan hati (liver)
  • Gangguan ginjal
  • Hipotiroidisme
  • Kelainan sumsum tulang belakang
  • Tumor otak
  • Penyakit lyme
  • HIV
  • Kekurangan vitamin B1, B6, B12, E
  • Kelebihan vitamin D
  • Kemoterapi
  • Konsumsi alkohol

Ciri dan Gejala Parestesia

Parestesia atau ‘kesemutan’ ditandai oleh sejumlah ciri dan gejala. Adapun ciri dan gejala parestesia meliputi:

  • Mati rasa atau kebas
  • Sensasi seperti tertusuk-tusuk jarum
  • Sensasi terbakar
  • Bagian tubuh yang kesemutan terasa kaku
  • Tubuh terasa lemah

Ciri atau gejala parestesia di atas terjadi pada area tubuh yang mengalaminya, dalam hal ini seperti tangan dan kaki. Pada parestesia temporer, gejala-gejala tersebut akan hialng dengan sendirinya setelah beberapa saat. Lain halnya dengan parestesia kronis, di mana kesemutan bisa berlangsung lama dan sering sehingga memerlukan penanganan medis.

Diagnosis Parestesia

Apabila parestesia berlangsung cukup lama dan sering, maka sebaiknya Anda memeriksakan diri ke dokter guna memastikan apa penyebab parestesia tersebut. Dokter akan melakukan serangkaian prosedur pemeriksaan diagnosis yang terdiri dari:

1. Anamnesis

Pertama-tama, dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan kepada pasien berkaitan dengan keluhan yang dialami:

  • Sudah berapa lama kondisi ini berlangsung?
  • Apakah pernah mengalami kondisi ini sebelumnya? Jika ya, seberapa sering?
  • Punya riwayat penyakit?
  • Aktivitas apa yang dilakukan sehari-hari?
  • Apa saja yang sudah dilakukan untuk mengatasi masalah ini?

2. Pemeriksaan Fisik

Setelah itu, dokter akan memeriksa kondisi fisik pasien, terutama pada organ bagian dalam yang berkaitan dengan kondisi parestesia tersebut.

3. Pemeriksaan Penunjang

Guna memastikan diagnosis penyebab parestesia, dokter akan melaksanakan prosedur pemeriksaan penunjang, yang meliputi:

  • Pemeriksaan neurologis, yakni memeriksa sistem saraf perfier secara menyeluruh guna mengidentifikasi bagian saraf yang mengalami gangguan
  • CT Scan atau MRI, bertujuan untuk mengidentifikasi adanya gangguan pada leher dan tulang belakang
  • Tes darah, meliputi pengambilan sampel darah dan cairan serebrospinal

Pengobatan Parestesia

Cara mengobati parestesia tentu harus disesuaikan dengan penyebab parestesia itu sendiri. Apabila parestesia merupakan gejala dari suatu penyakit saraf, maka mengobati penyakit tersebut adalah satu-satunya cara untuk menghilangkan kesemutan yang diderita.

Sayangnya, pada kasus parestesia kronis, kesemutan tidak serta merta hilang begitu saja, bahkan ada kemungkinan kondisi ini kembali muncul di kemudian hari. Pasalnya, saraf yang telah rusak tidak dapat diperbaiki seutuhnya.

Namun jangan berkecil hati. Setidaknya ada cara yang bisa dilakukan guna meredakan gejala parestesia agar tidak mengganggu aktivitas Anda sehari-hari, yaitu dengan mengonsumsi obat-obatan seperti:

  • Antidepresan trisiklik, berfungsi untuk menghilangkan rasa nyeri yang mungkin ditimbulkan
  • Kortikosteroid, berfungsi untuk mengatasi peradangan (inflamasi) dan nyeri
  • Fenitoin, gabapentin, pregabalim, berfungsi sebagai anti-kejang

Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwasanya obat-obatan tersebut memiliki sejumlah efek samping, yaitu:

  • Rasa kantuk
  • Mulut kering
  • Infeksi sendi
  • Nyeri
  • Kerusakan urat saraf
  • Mual
  • Pusing
  • Gangguan seksual

Ada baiknya untuk berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter terkait sebelum menggunakan obat parestesia di atas. Selain itu, pengobatan parestesia juga bisa dengan melakukan operasi bedah untuk menghilangkan kompresi urat saraf.

Pencegahan Parestesia

Pada kasus parestesia sementara (temporer), cara mencegah agar kondisi yang sangat mengganggu ini tidak menimpa Anda adalah dengan:

  • Menghindari posisi tubuh yang memicu saraf tertekan, seperti duduk bersila terlalu lama atau tidur dengan kepala bertumpu pada tangan
  • Menghindari gerakan tubuh berulang
  • Selingi aktivitas duduk atau tidur dengan bangun dan melakukan gerakan ringan
  • Penuhi asupan nutrisi dan vitamin yang baik untuk saraf
  • Istirahat yang cukup

Itu dia informasi mengenai parestesia (kesemutan) yang penting sekali untuk Anda ketahui, mengingat kondisi ini sudah pasti dialami. Semoga bermanfaat!

Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Artikel bisnis dan investasi
Previous Post

Rematik: Penyebab, Gejala, Diagnosis dan Pengobatan

Next Post

Sistokel: Penyebab, Gejaja, Pengobatan

Gudang Terkini

Gudang Terkini

Tentang Kami Gudang Terkini adalah situs berita yang mengedepankan kualitas dan keakuratan informasi. Kami melayani audiens yang luas dengan konten berita terkini, analisis mendalam, dan laporan eksklusif yang menarik perhatian pembaca. Dengan trafik tinggi dan audiens yang terlibat, Gudang Terkini adalah tempat ideal untuk menampilkan iklan Anda. Kontak Kami Jika Anda tertarik untuk beriklan atau memiliki pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi kami di: Gudang Terkini Email: gudangterkini@gmail.com Telepon: 0852 1521 3485 Alamat: Jalan Cekdam RT O8, Kelurahan Sukajadi, Kecamatan Lubuklinggau Barat 1, Kota Lubuklinggau, Provinsi Sumatera Selatan Indonesia 31661 Jalan Jendral Moch Hasan, Perumahan 87 Residence Blok D 9, Kelurahan Lubuk Tanjung, Kecamatan Lubuklinggau Barat 1, Kota Lubuk Linggau, Provinsi Sumatera Selatan Indonesia 31661 Kami berharap dapat bekerja sama dengan Anda dan membantu mempromosikan merek Anda melalui Gudang Terkini. Terima kasih atas perhatian Anda.

Next Post

Sistokel: Penyebab, Gejaja, Pengobatan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Currently Playing

Podcast Gusur Bersama Widia Syaputri, Tentang Perjuang Hidup dan Kesuksesan

Kisah Inspiratif Widia Syaputri: Perjuangan Melawan Kehidupan Hingga Menjadi Konten Kreator Edukasi

Podcast Gusur Bersama Widia Syaputri, Tentang Perjuang Hidup dan Kesuksesan

Podcast
Prestasi Sistem Si Nanan dan Grebek Kuliner Yuk Ninik Angkat UMKM Lubuklinggau

Prestasi Sistem Si Nanan dan Grebek Kuliner, Yuk Ninik Angkat UMKM Lubuklinggau

Podcast
Tata Novela Aktivis Perempuan Dan Mahasiswi UNPARI Lubuklinggau

Tata Novela Aktivis Perempuan Dan Mahasiswi UNPARI Lubuklinggau

Podcast
Dea Fani, Mahasiswi Hukum yang Juga Aktif di Sosmed, Sorot Perhatian di Podcast Gusur

Dea Fani, Mahasiswi Hukum yang Juga Aktif di Sosmed, Sorot Perhatian di Podcast Gusur

Podcast
Podcast "Gusur Ih Creative" Bahas Kesehatan Mental Generasi Sandwich Bersama Abi Umar

Podcast “Gusur Ih Creative” Bahas Kesehatan Mental Generasi Sandwich Bersama Abi Umar

Podcast

Berita Lainnya

Kemah Bhakti GP Ansor

Kemah Bhakti Persahabatan GP Ansor Musi Rawas Berlangsung Sukses!

Mei 18, 2025
Ketua Karang Taruna Sukajadi Terpilih dan Lurah Sukajadi

Musyawarah Karang Taruna Kelurahan Sukajadi: Wujud Kepedulian terhadap Generasi Muda

Mei 14, 2025
Wakil Walikota Lubuklinggau H Rustam Effendi, turut serta dalam peringatan Hari Otonomi Daerah (Otoda) XXIX Tahun 2025

Wakil Wali Kota Lubuk Linggau Hadiri Peringatan Hari Otonomi Daerah XXIX Secara Virtual

April 25, 2025
Pelantikan FORKOMNAS KPI (Komunikasi Penyiaran Islam) Wilayah 4 Se Sumatera di Lubuklinggau

Pelantikan Forkomnas Wilayah IV Se-Sumatra: Ajang Silaturahmi dan Inspirasi untuk Mahasiswa KPI

April 25, 2025
  • ABOUT US
  • REDAKSI
  • PRIVACY POLICY
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • IKLAN

Copyright © 2024 Gudang Terkini - All rights reserved

No Result
View All Result
  • BERANDA
  • ADVERTORIAL
  • NASIONAL
  • PERISTIWA
  • EKONOMI
  • OLAHRAGA
  • DAERAH
  • PODCAST
  • INTERNASIONAL
  • PENDIDIKAN
  • POLITIK
  • LIFESTYLE
  • ARTIS DAN VIRAL
  • KIRIM KARYA TULIS

Copyright © 2024 Gudang Terkini - All rights reserved