Kebakaran hutan dan lahan ini menambah daftar panjang Karhutla yang terjadi di wilayah tersebut. Akhir Juli hingga awal Agustus lalu, Karhutla juga melanda Dusun X dengan luas lahan terbakar mencapai 40 hektare. Pemadaman yang dilakukan oleh Satgas darat dan udara memakan waktu beberapa hari hingga akhirnya berhasil dipadamkan.
“Karhutla terjadi di Dusun X Muara Medak berdasarkan pantauan satelit (Brin Fire Hotspot). Satgas darat sudah berada di lokasi untuk melakukan upaya pemadaman. Perkiraan luas lahan yang terbakar mencapai 64 hektare,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Muba, Pathi Riduan dilangsir DetikSumbagsel, Minggu (8/9/2024).
Upaya pemadaman masih terus dilakukan karena api belum padam hingga saat ini. Peralatan yang digunakan termasuk mesin pompa mekanis dengan personel di lapangan berasal dari TNI, BPBD, Manggala Agni, RPK Sinarmas, dan masyarakat peduli api (MPA).
Vegetasi yang terbakar di lahan seluas 64 hektare itu berupa belukar dan kebun sawit. Jenis tanah yang terbakar adalah gambut, sehingga membuat pemadaman membutuhkan waktu lebih lama.
“Ada sumber air dari kanal di wilayah yang terjadi Karhutla,” tambah Pathi.
Lahan yang mengalami kebakaran adalah milik masyarakat setempat. Hingga kini, penyebab kebakaran masih belum diketahui.
“Lahan milik masyarakat yang terjadi Karhutla, penyebab terbakar belum diketahui,” katanya.
Data dari BPBD Sumsel mencatat upaya pemadaman jalur udara di wilayah Muba dilakukan di Lais dan Sekayu. Di Lais, helikopter melakukan 75 kali water bombing dan kondisinya masih berasap. Sementara di Sekayu, helikopter juga melakukan 20 kali water bombing di lokasi Karhutla. Upaya pemadaman masih terus dilakukan karena kondisi yang masih berasap.
