GUDANGTERKINI.COM – Universitas Diponegoro (Undip) mengakui adanya kasus bullying atau perundungan di dalam Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS). Terbaru, Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Undip, Yan Wisnu Prajoko, mengungkapkan bahwa terdapat iuran untuk mahasiswa baru PPDS di PPDS Anestesi Undip yang berkisar antara Rp 20-40 juta.
“Saya melihat apa yang disampaikan tadi terkait iuran. Kalau kita mendengarkan pelaku terkait iuran, mereka akan menjelaskan rasional kenapa harus iuran. Tapi saya tahu setahu-tahunya bahwa di balik rasional pembenaran Anda, Anda itu maksudnya pelaku,” kata Yan Wisnu di Aula FK Undip, Tembalang, Semarang, seperti dilansir dari detikJateng pada Jumat (13/9/2024).
“Itu tidak bisa diterima oleh publik sehingga saya merasa itu memang harus dihapuskan,” tambah Yan Wisnu Prajoko.
Yan Wisnu mengaku pernah membatasi iuran dalam surat edaran pada 25 Maret 2024. Dalam surat edaran tersebut, iuran bagi mahasiswa PPDS dibatasi hanya Rp 300 ribu sebagai upaya pencegahan perundungan.
“Saya jadi dekan pada 15 Januari 2024, dan pada 25 Maret saya membuat surat edaran terkait hal ini. Ada tiga poin, tapi salah satunya adalah pembatasan iuran. Saya bisa mentoleransi beberapa kegiatan seperti nyanyi, sepak bola, atau bulu tangkis yang tidak termasuk dalam biaya akademik atau UKT,” jelasnya.
Yan Wisnu mengaku bahwa walaupun sudah ada pembatasan, menghentikan iuran sepenuhnya masih merupakan tantangan besar. Dia berharap agar iuran tersebut segera dihapuskan.