LUBUKLINGGAU,GUDANGTERKINI.COM – Persoalan sampah di Kota Lubuklinggau kembali mencuat ke permukaan.
Mahasiswa dari berbagai kampus dan organisasi menggelar aksi damai untuk menyuarakan keresahan masyarakat atas penumpukan sampah yang semakin mengganggu kehidupan sehari-hari. Aksi ini juga menjadi bagian dari evaluasi 100 hari kinerja Wali Kota dan Wakil Wali Kota Lubuklinggau.
Sampah Perkotaan Semakin Tak Terkendali
Seiring meningkatnya jumlah penduduk dan pola hidup konsumtif, volume sampah di Lubuklinggau turut meningkat tajam.
Hal ini menimbulkan berbagai masalah kesehatan seperti diare, tifus, serta infeksi lainnya. Selain itu, lingkungan yang tercemar turut berdampak negatif pada kenyamanan dan kualitas hidup masyarakat.
Dalam aksi tersebut, Andres Sayidina selaku orator menegaskan bahwa pemerintah tidak boleh hanya fokus menangani sampah di pusat kota.
“Jangan hanya jalan-jalan utama saja yang dibersihkan. Bagaimana dengan sampah di kelurahan, RT, dan RW? Apakah itu bukan bagian dari Kota Lubuklinggau juga?” ucapnya lantang.
Ia juga mempertanyakan keseriusan pemerintah dalam mewujudkan visi “Linggau Juara” jika persoalan sampah saja belum ada solusi konkret hingga kini.
DLH Diminta Bertanggung Jawab
Andres menyebut bahwa Dinas Lingkungan Hidup (DLH) harus bertanggung jawab penuh terhadap kondisi kebersihan dan pengelolaan sampah di kota ini. Menurutnya, masyarakat butuh tindakan nyata, bukan sekadar imbauan dan pencitraan.
Selain sampah rumah tangga, Andres juga menyoroti keberadaan limbah dari fasilitas umum seperti rumah sakit, hotel, restoran, dan pusat perbelanjaan. Ia mengkhawatirkan limbah-limbah tersebut dibuang sembarangan ke sungai.
“Kalau limbah cair dari rumah sakit dan hotel itu masuk ke aliran sungai, bagaimana nasib ekosistem air dan masyarakat yang masih menggantungkan air sungai untuk kehidupan?” katanya.
Bagian dari Evaluasi 100 Hari Kinerja Wali Kota
Masalah pengelolaan sampah menjadi salah satu dari sekian banyak poin kritis yang diangkat mahasiswa dalam aksi evaluasi 100 hari pemerintahan Wali Kota Rachmat Hidayat dan Wakil Wali Kota Rustam Effendi.
Mereka menilai masih banyak janji politik yang belum terealisasi, salah satunya adalah penanganan sampah dan limbah.
Aksi mahasiswa berlangsung damai dan berakhir dengan sesi dialog antara mahasiswa dan kepala daerah. Wali Kota Lubuklinggau menyampaikan komitmennya untuk segera menindaklanjuti berbagai tuntutan tersebut, termasuk soal tata kelola sampah yang lebih efektif.
Sebagai bentuk keseriusan, pertemuan diakhiri dengan penandatanganan perjanjian antara mahasiswa dan kepala daerah, yang berisi sejumlah komitmen tindak lanjut yang harus direalisasikan dalam waktu dekat.
Aksi mahasiswa Lubuklinggau ini mencerminkan semangat kepedulian generasi muda terhadap lingkungan. Masalah sampah di Lubuklinggau bukan hanya soal kebersihan, tetapi juga menyangkut kesehatan, ekosistem, dan wibawa pemerintahan daerah.
Masyarakat berharap, setelah aksi ini, pemerintah benar-benar mengambil langkah tegas demi Lubuklinggau yang lebih bersih dan sehat.