GUDANGTERKINI.COM – Dalam podcast gusur yang tayang pada 10 September 2024 di YouTube IH Creative dipandu host Hijrah Nainggolan dan M Raihan Yosep, kedatangan Widia Syaputri, konten kreator edukasi asal Lubuklinggau, berbagi kisah inspiratif tentang perjalanannya.
Widia, yang kini memiliki lebih dari 17 ribu subscriber di YouTube, memulai kariernya dengan konten tutorial edukasi bagi anak usia dini, berbekal pengalamannya sebagai guru PAUD.
Awal Perjalanan Sebagai Konten Kreator
Di awal podcast, Widia menceritakan bagaimana ia memulai membuat konten. Awalnya, ia membuat video hanya untuk mendokumentasikan pengajaran sehari-hari sebagai guru PAUD.
Mulai dari ide, pengambilan gambar, hingga proses editing, semua dilakukan Widia seorang diri. Kini, selain terus berkarya di YouTube, ia juga sibuk mengajar bimbingan belajar (bimbel) di rumahnya dengan fokus pada pelajaran membaca, menulis, dan berhitung (Calistung) untuk anak SD.
Kisah Haru di Tengah Podcast Gusur
Saat podcast memasuki bagian tengah, suasana berubah menjadi haru ketika Widia mengisahkan pengalaman hidupnya.
Saat usianya seharusnya dihabiskan bermain bersama teman sebaya, Widia justru bolak-balik ke Rumah Sakit Sobirin untuk merawat ibunya yang sakit. Sayangnya, ibunya meninggal dunia saat Widia masih SMP, tepatnya pada 2013.
Kesedihan Widia bertambah ketika adiknya yang masih berusia 5 tahun juga meninggal dunia setahun kemudian, diikuti dengan kepergian kakeknya di tahun 2015.
Sejak itu, Widia merasakan trauma dengan rumah sakit, apalagi di tahun 2016 ia harus menjalani empat kali operasi kelenjar getah bening.
Perjalanan Hidup yang Lebih Berat: Pernikahan Ayahnya dan Perceraian
Cobaan lain datang saat Widia masih berkuliah, ketika ayahnya memutuskan untuk menikah lagi. Pernikahan ini membuat Widia harus tinggal sendirian di rumah, dan kondisinya semakin sulit.
Dalam podcast, Widia mengungkapkan bagaimana dia bertahan hidup ketika persediaan makanan habis, sampai-sampai ia hanya bisa makan es batu. Namun, ia tidak pernah memberi tahu neneknya yang sebenarnya tinggal tak jauh dari rumahnya.
Pernikahan kedua ayah Widia tidak berlangsung lama dan akhirnya berakhir dengan perceraian. Setelah itu, Widia kembali tinggal bersama ayahnya. Meski harus menghadapi banyak tantangan dalam hidup, Widia tidak pernah menyerah.
Berjuang Tanpa Menyerah
Rangkaian peristiwa menyakitkan tersebut tak hanya berdampak pada kesehatan fisik Widia, tapi juga emosionalnya.
Namun, Widia memilih bangkit dengan membuka bimbingan belajar di rumah sebagai langkah untuk memulihkan diri.
Ia berhasil menyelesaikan studi S1-nya dan mencapai pesan yang selalu disampaikan ibunya, menjadi seseorang yang sukses dan mandiri.
Kini, ia menjadi guru yang mengajar anak-anak TK dan SD, yang menjadi kebahagiaan tersendiri baginya karena ia sendiri tidak pernah merasakan bangku TK.
BACA JUGA : Prestasi Sistem Si Nanan dan Grebek Kuliner, Yuk Ninik Angkat UMKM Lubuklinggau